1. Judul Percobaan : Koloid Mayonaise
3. Pelaksanaan Percobaan :
7. Data Hasil
Pengamatan
Pada produk mayonaise, bagian yang terdispersi adalah minyak
nabati, sedangkan bagian yang mendispersi (media pendispersi) adalah asam cuka. Ketika membuat mayonaise, campuran
yang terbentuk bukanlah larutan, melainkan heterogen. Karena campuran tersebut
berasal dari minyak dan air. Air yang bersifat polar tidak dapat bercampur
dengan minyak yang bersifat polar. Untuk dapat “mendamaikan” air dan minyak,
harus ada zat “penghubung” antara keduanya. Zat penghubung yang menyebabkan
pembentukan emulsi(emulsifier) dalam mayonaise adalah kuning telur. Kuning
telur merupakan emulsifier yang sangat kuat (karena di dalam kuning telur
terdapat sejenis bahan yang memiliki tingkat kesukaan terhadap air dan minyak
sekaligus).
9. Kesimpulan
Mayonaise merupakan salah satu contoh produk proses emulsi yang banyak
dimanfaatkandalam jenis makanan kita. Mayonaise merupakan emulsi minyak dalam
air dengan kuning telur berfungsi sebagai emulsifier. Emulsi merupakan
jenis koloid yang dibentuk oleh fasa terdispersi cair di dalam medium
pendispersi cair. Pada produk mayonaise, bagian yang terdispersi adalah
minyak nabati bagian yang mendispersi (media pendispersi) adalah asam cuka
atau dan bagian emulsifier adalah kuning telur. Kuning telur merupakan
emulsifier yang sangat kuat (terdapat sejenis bahan yang memiliki tingkat
kesukaan terhadap air dan minyak sekaligus). Satu ujung molekul tersebut suka
air dan ujung yang lain suka minyak. Oleh karena itu bahan tersebut banyak
dijadikan jembatan untuk mencampurkan antara bahan lemak dan air dan sifat ini
sangat dibutuhkan dalam pengolahan makanan seperti mayonaise.
Sutresna, Nana.
2007. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI. Bandung:Grafindo Media
Pratama.
Retnowati,
Priscilla. 2008. Seribu Pena Kimia untuk SMA Kelas XI.
Jakarta:Penerbit Erlangga.
http://www.wildan-archibald.blogspot.com [diakses
pada tanggal 19 Februari 2013: Online]
http://www.irvinaxsains.blogspot.com [diakses pada tanggal
19 Februari 2013: Online]
http://www.wikipedia.co.id [diakses
pada tanggal 19 Februari 2013: Online]
2. Tujuan Percobaan :
Untuk mengetahui sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
3. Pelaksanaan Percobaan :
Hari : Kamis, 21 Februari 2013.
waktu :Pukul 16.00 WIB
tempat :
Rumah Rani Silvia
4. Alat dan Bahan
Alat
- 1 buah gelas ukur
- Wadah plastik
- Sendok
- Mixer
Bahan
- 1 sdt Mustard
- ½ sdt Garam
- 2 buah Kuning telur
- 290 ml Minyak nabati
- 2 sdt Cuka masak
- Garam secukupnya
5. Landasan Teori
Koloid merupakan Partikel menengah dalam ukuran antara yang
ditemukan dalam larutan dan suspensi dapat dicampur sedemikian rupa sehingga
mereka tetap merata tanpa menetap keluar. Partikel ini berbagai ukuran dari 10-8 sampai
10-6 m ukuran dan diistilahkan partikel koloid atau koloid.
Campuran mereka membentuk disebut dispersi koloid. Suatu dispersi koloid
terdiri dari koloid dalam media penyebaran. Contoh dari koloid adalah
mayonaise. Mayonaise merupakan salah satu contoh produk proses emulsi yang
banyak dimanfaatkan dalam jenis makanan kita.emulsi merupakan suatu terdispersi
atau suspensi suatu cairan dalam cairan yang lain yang molekul-molekul kedua
cairan tersebut tidak saling berbaur tetapi saling antagonistik. Pada suatu
emulsi terdapat tiga bagian utama yaitu bagian yang terdispersi yang terdiri
dari butir-butir yang biasanya terdiri dari lemak. Kedua disebut media
pendispersi yang biasanya terdiri dari air, dan bagian ketiga adalah emulsifier
yang berfungsi menjaga agar butir minyak tadi tetap tersuspensi di dalam
air.
Mayonaise atau mayonais (mayonaise) adalah salah satu jenis saus yang
dibuat dari bahan utama minyak nabati, telur ayam dan cuka.
Mayonaise umumnya digunakan sebagai perasa pada makanan seperti selada
atau sandwich. Mayonaise ada yang hanya menggunakan kuning telur saja atau
menggunakan sari buah lemon atau mustard sebagai perasa. Mayonaise
merupakan emulsi minyak nabati dalam asam yang distabilkan
oleh lesitin (semacam lemak) dari kuning telur. Rasa minyak nabati dalam mayonaise
tidak terasa meskipun mayonaise terbuat dari sebagian besar minyak nabati. Hal
ini dikarenakan setiap molekul minyak dikelilingi oleh mikromolekul
dari larutan asam. Prinsipnya bukan mengemulsikan sejumlah larutan
asam ke dalam minyak yang banyak melainkan mengemulsikan sejumlah besar
minyak dalam sebagian kecil larutan asam. Pada produk mayonaise
bagian yang terdispersi adalah minyak nabati, bagian yang mendispersi (media
pendispersi) asam cuka atau lemon juice, dan bagian emulsifiernya adalah kuning
telur. Kuning telur merupakan emulsifier yang sangat kuat (terdapat sejenis
bahan yang memiliki tingkat kesukaan terhadap air dan minyak sekaligus). Satu
ujung molekul tersebut suka air dan ujung yang lainnya suka minyak. Oleh
karenanya bahan itu dapat dijadikan jembatan untuk mencampurkan antara bahan
lemak dan bahan air. Sifat seperti itu sangat dibutuhkan dalam pengolahan
berbagai jenis makanan, seperti dalam pembuatan biskuit, cake, kue, mayonaise,
dan sebagainya.
Pada dasarnya paling sedikit sepertiga kuning telur terdiri dari lemak, tetapi yang menyebabkan daya emulsifier yang kuat adalah kandungan lesitinnya yang terdapat dalam bentuk kompleks sebagai lesitin-protein.
Pada dasarnya paling sedikit sepertiga kuning telur terdiri dari lemak, tetapi yang menyebabkan daya emulsifier yang kuat adalah kandungan lesitinnya yang terdapat dalam bentuk kompleks sebagai lesitin-protein.
Lecithin
adalah istilah umum pada setiap kelompok warna kecoklatan dan zat-kuning lemak
yang terdapat pada hewan dan jaringan tumbuhan, serta kuning telur yang terdiri
dari asam fosfat, kolin, asam lemak, gliserol, glycolipids, trigliserida, dan
fosfolipid (misalnya, fosfatidilkolin, phosphatidylethanolamine, dan
phosphatidylinositol). Fosfatidilkolin merupakan jenis fosfolipid di
lesitin. Fosfolipid termasuk dalam kelompok lemak/lipid yang komponen utamanya
membrane sel karena fosfolipid dapat membentuk bilayers lipid. Kebanyakan
fosfolipid terdiri dari diglycerid, gugus fosfat, dan molekul organik sederhana
seperti kolin, kecuali sphingomyelin yang merupakan turunan dari sphingosine
bukan dari gliserol. Identifikasi fosfolipid pertamakali yaitu lesitin, atau
fosfatidilkolin dalam kuning telur.
Mekanisme lesitin dapat menyatukan minyak (lemak) dan air (asam cuka pada
pembuatan mayonaise) adalah fosfolipid yang merupakan pembentuk lesitin terdiri
dari bagian yang polar (air) dan bagian yang non polar (minyak/lemak). Bagian
kepala fosfolipid merupakan bagian yang hidrofilik (tertarik pada air) dan
bagian ekor yaitu tertarik pada hidrofobik (tidak suka dengan air/menjauhi air
dan lebih terikat pada minyak/lemak). Kepala hidrofilik berisi gugus fosfat
bermuatan negative, yang kemungkinan juga terdiri dari kelompok/jenis polar
yang lainnya. Ekornya yang bersifat hidrofobik terdiri dari asam lemak rantai
hidrokarbon. Ketika berada pada kondisi di dalam air fosfolipid tersebut
membentuk berbagai struktur tergantung pada sifat spesifiknya dan dalam hal
pembuatan mayonaise fosfolipid tersebut membentuk/berperan sebagai emulsifier
dimana yang berperan dalam menyatukan antara minyak nabati dan sam cuka/lemon
juice yang merupakan bahan utama pembuatan mayonaise menjadi suatu emulsi
setengah padat yang kompak/mantap atau sering disebut juga emulsi
permanen.
Rahasia membuat mayonaise terletak pada
pemisahan bahan penyusunnya menjadi emulsi. Perbandingan yang tepat bahan-bahan
penyusunnya akan mempengaruhi hasil. Berapapun banyaknya telur dan larutan asam
dalam hal ini adalah jus lemon yang dikocok, keduanya akan memisah. Untuk
mengikatnya diperlukan lesitin dari kuning telur sebagai penstabil. Kuning telur
berfungsi melarutkan seperti deterjen yang melarutkan minyak dan jus lemon.
Fungsi
dari bahan-bahan pembuat mayonaise:
1. Minyak sayur. Minyak yang digunakan sebaiknya bukanlah
minyak goreng karena minyak sayur memiliki kadar lemak yang rendah. Selain itu
minyak sayur tak akan membeku jika dimasukan ke dalam refrigator. Minyak sayur
juga merupakan bahan utama yang akan bereaksi dengan kuning telur untuk
menciptakan emulsi. Untuk resep tradisional Prancis minyak nabati yang
digunakan adalah minyak zaitun.
2. Kuning telur. Kuning telur berfungsi sebagai
emulgator larutan asam dengan minyak nabati. Bisa saja menggunakan putih telur,
tetapi diperlukan pengadukan yang sangat cepat jika menggunakan putih telur.
3. Cuka. Cuka berfungsi sebagai pembunuh kuman pada telur dan
merupakan zat terdespersi dalam medium pendispersi minyak nabati
4. Garam. Berfungsi sebagai penyedap pada mayonaise
Mayonaise buatan sendiri mengandung
kadar lemak hingga 85%, sedangkan mayonaise produksi pabrik mengandung kadar
lemak sekitar 70-80%. Mayonaise rendah lemak mengandung tepung dan bahan
pengisi lain untuk meniru mayonaise yang asli.
Mayonaise dibuat dari kuning telur mentah sehingga bisa
menyebabkan sumber infeksi salmonela. Pastikan telur sudah dicuci bersih dan
gunakan telur yang masih segar jika ingin membuat mayonaise sendiri. Mayonaise
buatan sendiri hanya tahan beberapa hari di dalam lemari es.
6.
Cara Kerja
1. Menyiapkan
alat dan bahan.
2. Mengocok kuning telur, mustard, dan garam
dengan mixer kecepatan rendah hingga lembut dan tercampur rata.
3. Kemudian menuangkan setetes
demi setetes minyak sayur dan cuka bergantian sampai habis dan rata.
4. Membiarkan dulu setiap tetes
tercampur rata, baru memasukkan tetes berikutnya. Melakukannya hingga semua
minyak dan cuka tercampur rata.
5. Mayonaise siap digunakan.
8. Diskusi Hasil Percobaan
10. Daftar Pustaka
Posted by Unknown